Senin, 29 November 2010

Psikologi Anak : Oedipus Kompleks Sebagai Akibat Perkembangan Masa Kecil Tidak Sempurna

A. PENDAHULUAN

Menurut Kamus Lengkap Psikologi, Oedipus Kompleks adalah hasrat yang ditekan pada anak-anak untuk melakukan hubungan seksual dengan orang tuanya yang berlainan jenis kelamin. Sebenarnya yang menjadi penyebab dari Oedipus Kompleks adalah terjadi pada masa Falik perkembangan anak. Perkembangan yang tidak sempurna pada masa falik dapat memicu terjadinya Oedipus Kompleks.


B. PEMBAHASAN

1. Sejarah Oedipus Kompleks

Oedipus Kompleks berasal dari nama pahlawan Yunani yang bernama Oedipus, dimana Oedipus tanpa disengaja atau tanpa disadari telah membunuh ayahnya, lalu mengawini ibunya sendiri. Pada masa mudanya, Oedipus pernah tertusuk kakinya (Oedipus berarti "kaki yang bengkak") dan ditinggalkan agar mati seorang diri di atas sebuah gunung; akan tetapi, dia kemudian ditolong oleh seorang gembala, dan bisa menyelesaikan nasibnya.
Secara singkat Oedipus Kompleks terdiri atas dorongan seksual terhadap orang tua yang berlainan jenis dan dorongan permusuhan terhadap orang tua yang sama jenis kelaminnya. Anak laki-laki ingin memiliki ibu dan mengusir ayah, dan anak perempuan ingin memiliki ayah dan mengusir ibu. Perasaan ini menyatakan diri dalam khayal anak pada waktu anak itu melakukan masturbasi dan dalam sikap cinta serta melawan orang tua.
Dapat juga dikatan Oedipus Kompleks merupakan perasaan seksual seorang anak laki-laki pada ibunya dan persaingannya dengan ayahnya. Perasaan anak laki-laki ini, dan pertahanan psikologisnya melawan pikiran dan perasaan yang mengancam, sangat penting karena perasaan dan pertahanan psikologis tersebut membentuk pola reaksi dasar yang tetap muncul selama hidup, dengan kata lain membentuk kepribadian.

2. Masa Falik

Masa falik adalah masa perkembangan anak yang terjadi pada usia 3 sampai dengan 5 tahun. Pada masa ini yang menjadi pusat perhatian adalah perkembangan seksual dan rasa agresi serta fungsi alat-alat kelamin. Kenikmatan masturbasi serta khayalan yang menyertai aktivitas oto-erotik sangat penting, namun masturbasi secara terbuka tidak diterima secara sosial. Pada masa ini anak-anak juga memusatkan diri pada perbedaan antara pria dan wanita.
Secara singkat Oedipus Kompleks itu terdiri atas dorongan seksual terhadap orang tua yang berlainan jenis kelaminnya dan dorongan permusuhan terhadap orang tua yang sama jenis kelaminnya. Anak laki-laki ingin memiliki ibu dan mengusir ayah, dan anak perempuan ingin memiliki ayah dan mengusir ibu. Perasaan ini menyatakan diri dalam khayal anak pada waktu anak itu melakukan masturbasi dan dalam sikap cinta serta melawan orang tua.
Tingkah laku anak pada masa ini ditandai oleh bekerjanya hal tersebut di atas, dan walaupun hal ini dimodifikasikan dan ditekan setelah anak berumur kurang lebih lima tahun, namun masih tetap merupakan kekuatan yang vital selama hidupnya.
Oedipus Kompleks pada anak laki-laki dan pada anak perempuan tidak sama. Mula-mula kedua jenis anak itu cinta kepada ibu, karena ibu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, dan menentang ayah karena ayah dianggap saingan dalam memperebutkan kasih itu. Perasaan yang demikian itu pada anak laki-laki menetap, tetapi pada anak perempuan berubah.

3. Oedipus Kompleks pada Anak Laki-laki

Dorongan incest dengan ibu serta sikap menentang terhadap ayah menyebabkan anak laki-laki konflik dengan orang tuanya, terutama ayah. Ia mengkhayalkan bahwa ayah akan melukainya, dan hal ini sering disertai ancaman ayah yang keras yang menyebabkan munculnya dikastrasi. (kecemasan akan dikebiri). Dikastrasi ini menyebabkan ditekannya keinginan seksual terhadap ibu dan rasa permusuhan terhadap ayah. Hal ini juga menjadi cara anak laki-laki mengindentifikasikan diri terhadap ayah. Dengan mengidentifikasikan diri terhadap ayah, anak laki-laki mendapatkan dua macam manfaat yaitu memperoleh pemuasan dorongan seksualnya terhadap ibu dan rasa erotisnya yang berbahaya terhadap ibu tertutupi oleh sikap menurut dan sayang terhadap ibu.

4. Oedipus Kompleks pada Anak Perempuan

Anak perempuan mengganti obyek cintanya yaitu ibu kepada ayah. Hal ini sebagai pengalaman traumatisnya yaitu anak laki-laki memiliki alat-alat kelamin yang sempurna sedang dia tidak, hal tersebut mirip dengan dikastrasi yaitu anak perempuan beranggapan bahwa ibulah yang bertanggung jawab terhadap keadaan yang demikian itu dan ia mentransfer cintanya kepada ayah, karena ayah memiliki organ yang dia inginkan, atau yang biasa disebut dengan penis envy.


C. PENUTUP

Oedipus Kompleks merupakan perasaan seksual seorang anak laki-laki pada ibunya dan persaingannya dengan ayahnya. Perasaan anak laki-laki ini, dan pertahanan psikologisnya melawan pikiran dan perasaan yang mengancam, sangat penting karena perasaan dan pertahanan psikologis tersebut membentuk pola reaksi dasar yang tetap muncul selama hidup, dengan kata lain membentuk kepribadian. Oedipus Kompleks bisa terjadi pada anak laki-laki dan anak perempuan. Agar anak terhindar dari Oedipus Kompleks, sedari dini orang tua harus memperhatikan pertumbuhan serta perkembangan anak, khususnya pada masa falik.


D. DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Howard S., dkk. 2006. Kepribadian. Teori Klasik dan Riset Modern. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Chaplin, J.P. 2009. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali Pers.
(BK)

Senin, 22 November 2010

Psikologi Anak : Interaksi Sosial Anak

A. PENDAHULUAN

Kemampuan interaksi anak dengan lingkungannya merupakan dimensi kecerdasan sosial psikologis. Pada minggu-minggu pertama kelahirannya, bayi sudah memiliki kemampuan untuk melihat dengan jelas pada jarak 10 inchi (25 cm). Pada usia itu, ia belum mampu mengenali wajah ibunya secara spesifik. Ia baru sampai pada tahap pengenalan garis rambut dan bentuk kepalanya. Mungkin, bayi menyukai wajah manusia karena wajah manusia lebih bersifat spesifik dan memberikan rangsangan pada penglihatannya. Hal tersebut membantunya dalam perkembangan fisik dan sosial bayi.
Oleh karena itu, anak sebaiknya terus dikenalkan dengan lingkungannya yang baru. Belajar beradaptasi merupakan kegiatan penting bagi si anak, apalagi jika kedua orang tuanya berpindah-pindah tempat tinggal. Kebutuhan bayi tentunya berbeda dengan kebutuhan seorang anak usia sekolah. Kebutuhan anak menjelang remaja juga berbeda dengan kebutuhan anak usia sekolah dan seterusnya. Cobalah untuk memahami perkembangan psikososial akan membuat anak merasa cemas, sulit berinteraksi dengan orang yang baru dikenal, dan bisa juga menjadi pemalu. Atau sebaliknya, jika orang tua overprotektif, anak menjadi sulit berpisah dengan orang tua dan sulit mengerjakan segala sesuatunya sendiri.
Terdapat hal-hal yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan psikososial anak yakni cara membesarkannya dalam lingkungan keluarga yang sehat. Orang tua harus memiliki pengetahuan mengenai kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan anak, serta perawatan dan pemeliharaan rumah sebagai tempat tinggal yang rapih, bersih, nyaman dan sehat. Orang tua mampu mencari nafkah dan bisa mengatur keuangan keluarga. Keluarga memiliki kegiatan sehari-hari yang teratur. Hubungan antar anggota keluarga, keluarga dengan tetangga, keluarga dengan masyarakat dalam keadaaan harmonis, bersahabatm gotong royong, saling menghormati dan sebagainya. Pada dasarnya, semua merupakan pendidikan kejiwaan terhadap si kecil.


B. PEMBAHASAN

1. Interaksi Dengan Keluarga

Sejak awal kehidupannya, bayi sudah dimanjakan dengan kasih sayang dari orang tua. Ia merasa nyaman dengan kehadiran orang tuanya. Ketika anak berusia satu tahun atau lebih, ia akan mulai menyadari rasa tidak aman saat berjauhan dengan orang tuanya. Ia akan menjadi gelisah dan takut ditinggalkan. Oleh karena itu, ketika orang tuanya meninggalkannya pergi mungkin ia akan rewel dan menangis. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk protes dari anak terhadap orang tuanya. Tentu saja sikap anak tersebut memiliki tujuan tertentu, misalnya memastikan agar orang tua tidak pergi meninggalkannya sendiri atau agar orang tua cepat kembali untuk menemaninya.
Sebenarnya, sikap itu bukanlah sikap yang manja. Itu dikarenakan anak menyadari adanya suatu perasaan takut bila berpisah dengan orangtuanya. Anak pun akan takut jika orang tuanya meninggalkannya dan ia tinggal sendirian. Hal tersebut akan menimbulkan rasa tidak nyaman. Namun jika sikap seperti itu terus dibiasakan oleh orang tua hingga anak tumbuh dewasa, ada kemungkinan anak akan tumbuh menjadi anak yang manja.
Di sisi lain, sikap anak itu bisa digunakan untuk memprediksi perkembangannya. Ketika anak berlaku seperti di atas, bisa diperkirakan bahwa anak sudah mulai mengenal rasa cemas yang membuatnya tidak nyaman.

2. Perkembangan Pikiran Anak

Perkembangan teori pemikiran pada anak memiliki dua tahap yang harus dilalui. Teori pikiran sendiri merupakan teori yang mengaitkan antara tindakan yang dilakukan seseorang disertai akibatnya. Tahapan dalam teori pikiran tersebut adalah :

a. Tahap Pertama

Tahap pertama terjadi pada enam bulan pertama di kehidupan bayi. Pada enam bulan pertama tersebut, anak sudah bisa memahami bahwa seseorang melakukan suatu tindakan dengan disengaja. Dengan demikian, tingkah laku seseorang hanya dilihat dari segi tujuan dan aktivitasnya. Anak akan mengikuti pandangan mata orang tua. Setelah mempelajari kemampuan dasar tersebut, anak akan belajar untuk mengarahkan pandangan orang tua pada tujuan yang diinginkannya.

b. Tahap Kedua

Tahap kedua ini lebih rumit daripada tahap sebelumnya. Dibutuhkan lebih dari dua tahun untuk melakukan proses pada tahap ini. Tahap kedua sering disebut proses perkembangan teori pikiran, yaitu kemampuan anak untuk memahami pemikiran orang lain. Selain mengacu pada tujuan, aktivitas manusia juga mengandung maksud tertentu. Hal tersebut tidak mudah untuk dicerna oleh pola pikir bayi karena memang sangat rumit.

3. Munculnya Rasa Percaya Diri Anak

Ketika anak mencapai usia dua tahun, anak mungkin akan menjadi sangat rewel. Anak mulai menginginkan suatu kebebasan yang lebih daripada sebelumnya. Anak pun mulai bisa mengontrol gerak-gerik motorik ototnya yang semula hanya merupakan gerak refleks. Sebenarnya hal tersebut merupakan sebuah upaya untuk menjadi lebih percaya diri. Rasa percaya diri anak juga dibangun dengan memperhatikan respons orang tuanya terhadap hal-hal yang baru. Hal tersebut disebut juga dengan social refenrencing.

4. Kebutuhan Akan Perhatian dan Empati

Ketika anak pura-pura sakit, orang tua pasti akan terkejut. Hal tersebut merupakan suatu perilaku tidak jujur yang tentunya tidak disukai. Tentu saja, siapapun pasti marah jika tahu sudah dibohongi. Namun, tujuan anak berperilaku demikian sebenarnya bukanlah untuk benar-benar berbohong, melainkan hanya sekedar untuk mendapatkan perhatian dari orang tua. Hal itu disebabkan anak yang baru menginjak usia dua tahun belum dapat memahami konsep berbohong. Konsep itu akan diketahuinya nanti ketika anak telah menginjak usia tiga hingga empat tahun.


C. PENUTUP

Kemampuan anak untuk berinteraksi sosial dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain, interaksi dengan keluarga, perkembangan pikiran anak, munculnya rasa percaya diri anak, dan kebutuhan akan perhatian dan empati. Kesemunya itu akan membentuk pola interaksi sosial anak dengan orang lain. Maka sebagai orang tua, harus senantiasa memperhatikan hal-hal tersebut agar anak dapat berinteraksi dengan lingkungannya secara baik.


D. DAFTAR PUSTAKA

Indarti, MT. A To Z The Golden Age. Merawat, Membesarkan dan Mencerdaskan Bayi Anda Sejak Dalam Masa Kandungan Hingga Usia 3 Tahun. 2007. Yogyakarta : ANDI.
(BK)

Psikologi Anak : Perkembangan Kecerdasan Anak

A. PENDAHULUAN

Pertumbuhan bayi pada tahun-tahun pertama berlangsung sangat pesat. Pada masa ini , perlu diberikan stimulasi-stimulasi yang merangsang kemampuan si anak. Rangsangan tersebut diharapkan bisa mendorong kemampuan bahasa, keterampilan, sosial, ataupun rasa ingin tahu anak. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi kecerdasan anak.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan seorang anak, misalnya saja lingkungan, respons yang diberikan oleh orangtua, bahkan proses kelahiran yang juga bisa berdampak pada pertumbuhan anak sendiri. Dengan begitu, sekalipun dua orang bayi kembar identik, tetap saja ia memiliki laju pertumbuhan yang berbeda ketika sudah berada di luar rahim. Oleh sebab itu, tidak mungkin memprediksi secara tepat perilaku bayi dalam setiap tahap kehidupannya. Hal yang terjadi adalah kecenderungan secara umum.
Sementara itu kecerdasan merupakan suatu hal yang kompleks. Di dalamnya terjadi proses melihat, mendengar, membandingkan, menyamakan, mengelompokkan, menggabungkan, menyimpan, mempresentasikan, atau mengekspresikan melalui berbagai cara, baik verbal maupun non verbal. Adapun dimensi kecerdasan yang akan dibahas pada tulisan ini adalah dimensi kecerdasan motorik, kognitif dan emosi.


B. PEMBAHASAN

1. Definisi Stimulasi

Stimulasi adalah rangsangan-rangsangan atau stimulus yang diberikan kepada anak oleh lingkungan sekitarnya, terutama orangtua agar anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Stimulasi tersebut diharapkan bisa memperbaiki perkembangan motorik agar anak dapat mengikuti pendidikan berikutnya. Waktu baku untuk stimulasi perlu ditetapkan agar tumbuh kembang anak bisa sesuai dengan yang diharapkan.

2. Dimensi Kecerdasan Motorik

Perkembangan motorik terbagi menjadi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau 95% atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Sebagai contoh, kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga, dan sebagainya. Sementara itu, motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Sebagai contoh, kemampuan menyusun balok, menggunting, memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menulis dan sebagainya. Manakah yang lebih penting?
Keduanya diperlukan agar anak bisa berkembang secara optimal. Bedanya, perkembangan motorik kasar sangat tergantung pada kematangan anak. Sementara itu, motorik halus bisa dilatih. Anak-anak yang perkembangan motorik halusnya kurang biasanya disebabkan oleh kurangnya stimulasi dari lingkungan. Latihan menulis, atau meremas-remas lilim, misalnya, bisa dilakukan untuk mengembangkan motorik halus. Intinya, aspek motorik berkaitan dengan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otak, otot dan spinal cord.

3. Dimensi Kecerdasan Kognitif

Perkembangan kognitif adalah perkembangan proses berfikir seorang anak. Indikasi dari adanya perkembangan proses berfikir adalah kemampuan menerima, mengolah, dan memahami informasi yang diterima. Misalnya respons anak jika diajak bermain ci-luk-ba, dipanggil, dicubit, dicium sayang, dan sebagainya. Kecepatan anak dalam merespons rangsangan tersebut menunjukkan intelegensinya.
Aspek intelegensi nantinya akan berkaitan dengan kamampuan memecahkan masalah serta kemampuan berpikir logis. Intinya adalah kemampuan anak dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Kemampuan itu berkaitan dengan bahasa dan bisa dilatih sejak anak mulai memahami kata.
Ketika anak sudah mulai memberikan respons dan memahami kata-kata, ia akan lebih cepat memahami informasi-informasi sederhana. Sebagai contoh, ia akan mengenal nama-nama benda bersuku kata dua, seperti meja, bola, baju, bunga dan mobil. Kemudian ia akan mengenal kata-kata bersuku kata lebih dari dari dua seperti celana, sepeda, lemari, jendela, dan sebagainya. Anda juga bisa mengenalkan konsep-konsep dasar, seperti warna, angka, dan huruf. Namun, jika anak belum paham, bukan berarti dia kurang pintar, melainkan tuntutan usianya yang belum mampu mencapai maksudnya. Kendala dalam proses berfikir bisa dilihat dari seberapa cepat anak menangkap perintah yang diberikan, atau seberapa sulit anak mengungkapkan pikiran. Perkembangan bicara, bahasa, dan kecerdasan merupakan kemampuan untuk mengungkapkan perasaan, keinginan, dan pendapat melalui pengucapan kata-kata, kemampuan untuk mengerti dan memahami perkataan orang lain serta kemampuan berfikir, misalnya mengoceh, menangis, dan sebagainya.

4. Dimensi Kecerdasan Emosi

Perkembangan kecerdasan emosi sangat penting untuk dipantau. Orang tua yang memberikan kehangatan kepada anak bisa dilihat dari si anak yang tampak merasa bahagia, murah senyum, ceria, suka bermain dan bergaul dengan kawan-kawan seusianya, tidak mudah marah, mudah diarahkan, dan sebagainya. Sebaliknya, anak yang kurang kehangatan akan cepat marah, wajahnya kaku dan suntuk, susah tersenyum, dan seringkali tersisih dari teman-temannya.
Oleh karena itu, sikap dan emosi anak harus dipupuk sejak dini. Berikanlah kasih sayang agar anak merasa aman dan nyaman. Dengan demikian, apa yang ia rasakan akan diberikan kembali ke lingkungannya. Jika anak dididik dengan kasih sayang, ia akan belajar mencintai. Jika anak dibesarkan dengan pujian dan penghargaan, ia akan belajar mengenal harga diri. Jika anak dibesarkan dengan cacian dan makian, ia akan belajar membenci.


C. PENUTUP

Perkembangan kecerdasan anak sangatlah penting. Karena hal tersebut yang dapat membentuk sikap dan kepribadian anak ketika dewasa kelak. Perkembangan kecerdasan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu kecerdasan motorik, kecerdasan kognitif dan kecerdasan emosi. Ketiga hal tersebut semuanya penting dan memiliki peran masing-masing. Maka sebagai orang tua harus senantiasa memperhatikan ketiga hal tersebut dan memberikan stimulus yang tepat guna memaksimalkan kecerdasan anak.


D. DAFTAR PUSTAKA

Indarti, MT. A To Z THE GOLDEN AGE. Merawat, Membesarkan, dan Mencerdaskan Bayi Anda Sejak Dalam Masa Kandungan Hingga Usia 3 Tahun. 2007. Yogyakarta : ANDI.
(BK)

Selasa, 16 November 2010

Entrepreneur : Tupperware, Peluang Usaha untuk Mengubah Hidup Anda

Menurut kamus Bahasa Inggris, entrepreneur adalah wiraswatawan atau seseorang yang menjalankan bisnisnya sendiri. Karena sering mengantar isteri berbelanja Tupperware, jadi sedikit banyak mengerti mengenai produk ini. Dengan modal awal yang tidak terlalu besar dan kegigihan dalam menjual dan memasarkan produk, bisa mendapatkan hasil yang luar biasa. Menjadi member Tupperware dapat digolongkan pada katergori entrepreneur karena di Tupperware anda bisa merancang dan menjalankan bisnis ini sesuai dengan keinginan anda. Anda pun bisa menjadi seorang entrepreneur Tupperware ...

Tupperware adalah perusahaan multinasional yang memberikan anda peluang untuk memiliki usaha sendiri dan juga mewujudkan semua impian anda. Tupperware Corporation adalah perusahaan multinasional yang memproduksi dan memasarkan produk plastik berkualitas untuk rumah tangga. Kantor pusatnya berkedudukan di Orlando Amerika Serikat. Dengan sistem penjualan Direct Selling (penjualan langsung), kini Tupperware berkembang sangat pesat dan menjangkau pasar di lebih dari 100 negara. Di banyak negara, Tupperware selalu menempati ranking atas di antara perusahaan-perusahaan direct selling lainnya.

Secara resmi, Tupperware dipasarkan di Indonesia tahun 1991 oleh PT Imawi Benjaya. PT Alif Rose di Jakarta adalah distributor pertama, dan hingga saat ini sudah ada lebih dari 70 distributor resmi yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia. Didukung oleh lebih dari 40.000 tenaga penjual independen, produk Tupperware berhasil menembus berbagai kalangan. Berbagai pelatihan dan bimbingan diberikan sebagai bekal untuk menjadi tenaga penjual yang tangguh. Walaupun terdiri dari berbagai latar belakang ekonomi dan pendidikan, tetapi selalu ada persamaannya, yaitu mereka bisa menyisihkan waktu untuk keluarga, sekaligus mendapatkan karir dan penghasilan yang sangat memuaskan. Visi Tupperware Indonesia adalah untuk menjadi Company of Choice dan Brand of Choice. Sedangkan misinya adalah mengubah hidup orang banyak agar menjadi lebih baik lagi.

Tupperware selalu melahirkan produk-produk baru yang inovatif dan berkualitas, selalu jeli memanfaatkan teknologi dan tanggap dengan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua produk Tupperware memiliki desain unik dan inovatif dengan warna-warna yang khas, trendi dan menarik. Produk Tupperware menggunakan bahan kualitas terbaik yang aman bagi kesehatan, ramah lingkungan dan dijamin dengan garansi seumur hidup/Tupperware Lifetime Warranty (jika rusak dalam keadaan normal). Itulah keistimewaan sekaligus keistimewaan Tupperware memberikan kepuasan maksimal kepada semua pencinta dan pengguna produk Tupperware di mana pun mereka berada. Memulai usaha bersama Tupperware tidak membutuhkan modal cukup dengan menjual produk senilai Rp. 750.000,-. Adapun jenjang karir di Tupperware yaitu dealer, team captain, manager, group manager dan distributor. (BK)

Minggu, 14 November 2010

Entrepreneur : Menjual Karya Lewat Ide dan Kreativitas

Cara pandang berbeda plus jiwa kreatif yang dimiliki oleh seorang wanita bernama lengkap Poeng F. Moeladi memang patut diacungi jempol. Walaupun ide kreatifnya tertuang lewat perilaku yang aneh yaitu menyeruak di bawah pohon, tidak ada yang menyangka jika hasil pertualangannya tersebut menghasilkan karya sarat inovasi. Melalui petualangan, Poeng mendapatkan ide brilian untuk merubah bagian-bagian tanaman yang terbuang dan tidak terpakai sebagai hiasan cantik dan tentu saja bernilai tinggi. Keseriusan dan ketelitiannya melihat lingkungan sekitar, membawa Poeng menjadi salah satu wanita Indonesia pertama yang mengembangkan hobi merangkai bunga press menjadi bisnis menggiurkan.

"Setiap ranting, daun, dan bunga yang terbuang saya ambil dan saya bawa pulang" beber Poeng. Jika sebagian orang menganggap barang-barang temuannya tidaklah berarti sama sekali namun berkat jiwa seni yang dimiliki, Poeng mampu merubahnya menjadi karya seni spektakuler. Hanya melalui patahan ranting ataupun daun, Poeng berhasil 'menyulapnya' menjadi berbagai karya seni yang banyak diminati orang-orang asing.

Tidak ada yang menyangka jika hiasan berbagai figura dan gambar sederhana yang tersimpan rapih dalam bingkainya terbuat dari berbagai tanaman yang tidak terpakai. Sekilas tidak ada perbedaan gambar yang dibuatnya dengan lukisan umum, namun perbedaan baru terasa jika anda mengelus permukaan gambar yang menonjol. Jika para pelukis menggunakan media cat, sedangkan Poeng memilih daun sebagai media penyalur idenya.

Awalnya Poeng tidak tertarik untuk menjadikan hobinya ini sebagai bisnis, ia hanya berkreasi untuk pameran-pameran tertentu saja. Hingga pada akhirnya pada tahun 1985 ada orang yang tertarik untuk membeli karya Poeng. Tidak tanggung-tanggung, orang tersebut langsung memesan 1000 lembar undangan dengan hiasan daun-daun. Merasa tertantang, Poeng berusaha menyelesaikan pesanan tersebut seorang diri. Namun karena keterbatasan kemampuan, Poeng hampir melewati batas waktu yang diberikan pemesan. Kejadian tersebut akhirnya membuat Poeng memutuskan untuk merekrut beberapa anak orang tetangga untuk mengerjakan undangannya. Alahasil undangan pun selesai tepat pada waktunya.

Peristiwa inilah yang menumbuhkan rasa bisnis Poeng untuk mengembangkan usaha. Anak-anak rekrutannya dikumpulkan kembali untuk diajari membuat pola-pola hiasan bunga dan daun. Kegigihannya mengajari ilmu yang dimiliki membuahkan hasil. Salah satu supermarket kalangan ekspatriat di daerah Kemang, Jakarta Selatan bersedia menyediakan tempat penjualan khusus seni bunga keringnya. Kejelian melihat keinginan pasar tersebut ternyata berbuah manis, pihak supermarket mengatakan banyak orang bule yang tertarik dan membeli karyanya. Melewati fase promosi yang panjang, kini karya-karya yang tercipta telah banyak diperdagangkan di berbagai toko souvenir hotel berbintang di Jakarta. (BK)

sumber : Pelangi, Maret 2008.

Selasa, 09 November 2010

Motivasi Untuk Mencintai

DAFTAR ISI

Daftar Isi
A. Pendahuluan
B. Pembahasan
1. Definisi Motivasi
2. Teori Attachment of Love
C. Penutup
D. Daftar Pustaka


MOTIVASI UNTUK MENCINTAI

A. PENDAHULUAN


Pada tahun 1875, seorang gadis remaja bernama Annie Oakley mengalahkan Frank Butler, seorang bintang acara Buffalo Bill Wild West Show, dalam sebuah kompetisi menembak. Butler menulis, "Kompetisi tersebut merupakan pertandingan pertama si gadis kecil dan kekalahan saya yang pertama. Hari berikutnya saya kembali untuk berkenalan dengan si gadis kecil yang telah mengalahkan saya, dan tidak lama kemudian, kami menikah". Butler kemudian menjadi manajer dari Oakley, dan selama 50 tahun berikutnya mereka pergi ke berbagai tempat di Amerika dan Eropa bersama-sama, dimana keahlian Oakley dalam menembak membuatnya menjadi terkenal di kedua benua tersebut. Frank kemudian menerbitkan sebuah buku yang berisi puisi cintanya pada Annie, dan mereka tetap setia dalam pernikahan hingga kematian mereka, yang hanya berjarak 18 hari, pada tahun 1962.
Berdasarkan cerita di atas, apa yang memotivasi Annie Oakley dan Frank Butler sehingga tetap setia dan saling mencintai selama 50 tahun pernilkahan mereka, sedangkan banyak hubungan romantis lainnya berakhir hanya dalam lima tahun atau bahkan lima minggu?

B. PEMBAHASAN

1. Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa Latin yang berarti "bergerak". Bagi para psikolog motivasi merujuk pada suatu proses dalam diri manusia atau hewan yang menyebabkan organisme tersebut bergerak menuju suatu tujuan, atau bergerak menjauh dari situasi yang tidak menyenangkan. Motif-motif tersebut dapat merupakan motif untuk memenuhi kebutuhan psikologis, biologis maupun untuk memenuhi ambisi psikologis.
Kebahagiaan dan kemakmuran dapat dipengaruhi oleh tujuan-tujuan yang kita tentukan bagi diri kita sendiri. Kita bisa bergerak untuk mencapai suatu tujuan karena adanya motivasi intinsik, yaitu suatu keinginan untuk melakukan suatu aktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan yang didapat dari melakukan aktivitas tersebut, atau karena adanya motivasi ekstrinsik, yaitu keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal.

2. Teori Kelekatan Rasa Cinta (Attachment of Love Theory)

Menurut Philip Shaver dan Cindy Hazan (1993), para individu dewasa, sebagaimana bayi, dapat mengalami perasaan aman, cemas atau menghindar dari keterikatan mereka. Pasangan hidup yang memiliki kelekatan yang aman, akan memiliki perasaan aman. Mereka jarang menunjukkan perilaku cemburu atau khawatir bahwa mereka akan diabaikan oleh pasangannya. Mereka akan lebih memperhatikan pasangannya serta lebih ikhlas menolong pasangannya dibandingkan mereka yang tidak memiliki perasaan aman. Orang-orang yang merasa aman juga lebih cepat memahami dan memaafkan pasangan mereka apabila pasangan mereka melakukan sesuatu yang bodoh atau menyebalkan (Milkuliner dkk., 2005; Shaver dan Milkuliner, 2006).
Mereka yang merasa cemas akan selalu berubah-ubah dalam menyikapi hubungan berpasangannya, mereka ingin menjalin kedekatan, namun merasa khawatir akan ditinggalkan oleh pasangan mereka. Orang lain akan mendeskripsikan mereka sebagai orang-orang yang clingy (menempel seperti benalu), yang menjelaskan alasan mereka lebih sering merasa menderita saat cinta mereka tidak terbalas, dibandingkan mereka yang memiliki rasa aman dalam hubungan berpasangannya (Aron, Aron dan Allen, 1998).
Menurut teori attachment of love, gaya keterikatan seseorang saat telah menjadi individu dewasa sangat dipengaruhi oleh cara orang tuanya memperhatikan dirinya (Fraley dan Shaver, 2000; Milkuliner dan Goodman, 2006). Sewaktu kecil anak-anak membentuk suatu "model kerja" dari suatu hubungan seperti "Dapatkah saya mempercayai orang lain?", "Apakah saya layak untuk dicintai?" atau "Apakah ornag tua saya akan meninggalkan saya?" Apabila orang tua seorang anak menunjukkan penolakan, menunjukkan sikap yang dingin dan tidak menyediakan atau hanya menyediakan sedikit kenyamanan emosional dan kenyamanan fisik, akibatnya anak akan belajar untuk menganggap hubungan lainnya akan sama dengan hubungan antara dirinya dan orang tuanya. Apabila anak membentuk ikatan yang aman dengan orang tua yang dipercayainya, anak-anak tersebut akan dapat lebih mempercayai orang lain, dan lebih mampu membangun ikatan yang aman dengan teman-temannya dan pasangan hidupnya saat ia dewasa (Feeney dan Cassidy, 2003).
Menurut Hazan dan Shaver (1994) saat individu membangun suatu hubungan romantik, terdapat 3 (tiga) gaya ikatan yang terjadi yaitu :

1. Gaya mencari aman (secure style), dimana individu dewasa tersebut merasa mudah membangun hubungan akrab dengan orang lain dan merasa nyaman bergantung pada mereka, dan juga merasa nyaman apabila orang lain tersebut bergantung pada individu dewasa ini. Individu dewasa ini tidak merasa khwatir apabila diabaikan oleh orang lain atau saat seseorang menjadi terlalu dekat dengan individu dewasa tersebut.

2. Gaya menghindar (avoidant style), dimana individu dewasa tidak merasa terlalu nyaman untuk membangun hubungan dekat dengan seseorang; mengalami kesulitan mempercayai orang lain sepenuhnya dan sulit mengizinkan diri bergantung pada orang lain. Individu ini merasa kurang nyaman saat seseorang mendekati dan sering kali pasangan individu dewasa ini menginginkan individu dewasa ini bersikap lebih intim lagi dibandingkan kadar keintiman yang nyaman bagi dirinya.

3. Gaya pencemas (anxious style), dimana individu dewasa menemukan bahwa orang lain tidak ingin didekati seperti yang diinginkan dirinya. Individu dewasa tersebut sering kali merasa khawatir bahwa pasangannya tidak mencintainya dengan sungguh-sungguh dan tidak akan terus bersamanya. Individu dewasa ini ingin menggabungkan diri dengan orang lain secara keseluruhan, dan keinginan tersebut sering kali justru membuat orang lain menghindar.



C. PENUTUP

Ketika seseorang memiliki hubungan dengan orang lain, pasti ada motivasi dibalik hubungan tersebut. Pada umumnya motivasi tersebut adalah cinta. Cinta adalah suatu emosi yang dahsyat dan irrasional, yang mendebarkan jantung, yang mengacaukan segenap perasaan dan membutakan persepsi kita mengenai orang lain, suatu perasaan yang mendalam, suatu perasaan yang damai dan tentram disertai rasa percaya.
Pola hubungan seseorang dalam mencintai orang lain dipengaruhi oleh bagaimana hubungan orang tersebut dengan orang tuanya ketika ia kecil. Ketika sewaktu kecil ia mempunyai hubungan yang harmonis dan aman (secure) dengan orang tuanya, maka ketika dewasa ia akan lebih terbuka mengenai hubungan dengan orang lain. Begitu juga sebaliknya, jika ketika ia kecil mempunyai hubungan yang kurang atau tidak harmonis dan aman (secure) dengan orang tuanya, maka ketika ia dewasa akan menjadi seseorang yang sulit untuk membangun hubungan dengan orang lain.


D. DAFTAR PUSTAKA

Wade C., Tavris C. Psikologi. Edisi Kesembilan. Jilid 2. 2007. Jakarta : Erlangga. (BK)

Senin, 08 November 2010

Motivasi Untuk Mengaktualisasi Diri Dalam Karir

DAFTAR ISI

Daftar Isi
A. Pendahuluan
B. Teori Dasar
1. Definisi Motivasi
2. Teori Tata Tingkat-Kebutuhan
a. Kebutuhan biologis
b. Kebutuhan akan rasa aman
c. Kebutuhan sosial (pengakuan)
d. Kebutuhan harga diri
e. Kebutuhan aktualisasi diri
C. Pembahasan
D. Penutup
E. Daftar Pustaka


MOTIVASI UNTUK MENGAKTUALISASI DIRI DALAM KARIR

A. PENDAHULUAN


Ketika seseorang memasuki dunia kerja, pasti ia memiliki motivasi terhadap apa yang dilakukannya. Motivasi dapat dipandang sebagai suatu ciri yang ada pada calon tenaga kerja ketika diterima masuk bekerja pada suatu perusahaan. Namun selama bekerja tersebut, motivasi kerja yang dimiliki oleh pegawai tersebut mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat hasil interaksi antara pegawai dan lingkungan kerjanya.
Pegawai bekerja dengan derajat motivasi tertentu. Tergantung apa yang dialami oleh pegawai selama ia bekerja, dan tergantung bagaimana pegawai mempersepsikan imbalan yang diberikan kepadanya atas prestasinya yang akan menyebabkan naik atau turunnya motivasi awal dari pegawai tersebut. Ketika seseorang pegawai telah memutuskan bekerja bukan hanya untuk upah atau gaji atau imbalan lainnya, maka pegawai tersebut telah sampai pada tahap aktualisasi diri. Pegawai tersebut telah memiliki motivasi untuk mengaktualisasi diri dalam karirnya.


B. TEORI DASAR

1. Definisi Motivasi

Menurut Ashar Sunyoto Munandar dalam bukunya Psikologi Industri dan Organisasi, motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah pada tercapainya tujuan tertentu. Tujuan yang, jika berhasil dicapai, maka akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

2. Teori Tata Tingkat-Kebutuhan

Teori tata tingkat-kebutuhan dari Maslow mungkin merupakan teori motivasi kerja yang paling luas dikenal. Maslow berpendapat bahwa kondisi manusia berada dalam kondisi mengejar yang bersinambung. Jika satu kebutuhan terpenuhi, langsung kebutuhan tersebut diganti oleh kebutuhan lain. Proses berkeinginan non stop memotivasi kita sejak lahir sampai meninggal. Maslow selanjutnya mengajukan bahwa ada lima kelompok kebutuhan, yaitu kebutuhan biologis, rasa aman, sosial (pengakuan), harga diri dan aktualisasi diri.
Menurut Maslow, individu dimotivasi oleh kebutuhan yang belum dipuaskan, yang paling rendah, paling dasar dalam tata tingkat. Begitu tingkat kebutuhan ini dipuaskan, ia tidak akan lagi memotivasi perilaku. Kebutuhan pada tingkat berikutnya menjadi dominan. Maslow juga menekankan bahwa makin tinggi tingkat kebutuhan, makin tidak penting ia untuk mempertahankan hidup dan makin lama pemenuhannya dapat ditunda.

a. Kebutuhan biologis.

Kebutuhan yang timbul berdasarkan kondisi biologis tubuh kita, seperti kebutuhan untuk makan dan minum, kebutuhan akan udara serta kebutuhan akan seks. Kebutuhan biologis merupakan kebutuhan primer atau kebutuhan dasar, yang harus dipenuhi. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka individu berhenti eksistensinya.

b. Kebutuhan akan rasa aman.

Kebutuhan ini masih sangat dekat dengan kebutuhan biologis. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk dilindungi dari bahaya dan ancaman fisik. Dalam pekerjaan, kita jumpai kebutuhan ini dalam bentuk 'rasa asing' sewaktu menjadi pegawai baru, atau sewaktu pindah ke kota baru.

c. Kebutuhan sosial (pengakuan).

Kebutuhan ini mencakup memberi dan menerima persahabatan, cinta kasih, rasa memiliki. Setiap orang ingin menjadi anggota kelompok sosial, ingin mempunyai teman, kekasih. Dalam pekerjaan kita jumpai kelompok informal yang merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sosial seorang tenaga kerja.

d. Kebutuhan harga diri (self esteem).

Kebutuhan ini mencakup faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal seperti kebutuhan harga diri, kepercayaan diri, otonomi dan kompetensi. Faktor-faktor eksternal mencakup kebutuhan untuk dikenali dan diakui (recognition), dan status. Kebutuhan harga diri ini dapat terungkap dalam keinginan untuk dipuji dan keinginan untuk diakui prestasi kerjanya. Keinginan untuk didengar dan dihargai pandangannya.

e. Kebutuhan aktualisasi diri.

Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dirasakan dimiliki. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk menjadi kreatif, kebutuhan untuk dapat merealisasikan potensinya secara penuh. Kebutuhan ini menekanan kebebasan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.


C. PEMBAHASAN

Pegawai yang telah mencapai tahap aktualisasi diri dalam berkarir, berarti pegawai tersebut telah melalui keempat tahap sebelumnya. Pada tahap pertama, yaitu kebutuhan biologis, dengan adanya gaji atau upah atau imbalan yang cukup yang didapat oleh seseorang pegawai maka kebutuhan dasar atau kebutuhan biologisnya akan terpenuhi. Setelah kebutuhan biologis terpenuhi, maka pegawai tersebut membutuhkan rasa aman. Dengan adanya tunjangan perumahan yang merupakan salah satu fasilitas kantor, maka salah satu rasa aman yaitu aman dari hujan dan panas, akan terpenuhi. Adapun dalam situasi di kantor, ketika menjadi pegawai baru maka pegawai tersebut membutuhkan rasa aman akan lingkungan kantor. Jika kebutuhan rasa aman ini telah didapatkan, maka akan beranjak pada kebutuhan sosial (pengakuan).
Kebutuhan sosial (pengakuan) dalam lingkungan kantor sangat diperlukan. Misalnya kebutuhan akan bersosialiasi dengan rekan kerja. Menjalin hubungan sosial yang baik dengan setiap orang merupakan kunci keberhasilan bahwa kebutuhan sosial atau pengakuan telah terpenuhi. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, maka akan berlanjut kepada kebutuhan akan harga diri. Kebutuhan ini melibatkan orang lain dalam pemenuhannya. Karena harga diri akan terlihat nilainya ketika kita berinteraksi dengan orang lain. Ketika atasan kita memuji prestasi kerja yang telah kita lakukan, maka kebutuhan akan harga diri ini pun terpenuhi.
Ketika keempat kebutuhan tersebut telah terpenuhi, maka pegawai dapat mencapai tahap aktualisasi diri. Dimana motivasi pegawai dalam berkarir atau bekerja bukan lagi empat kebutuhan dasar (biologis, rasa aman, sosial, dan harga diri). Pegawai mengerahkan segala potensi yang dimiliki untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya. Dapat dikatakan seorang pegawai yang telah memiliki motivasi aktualisasi diri dalam berkarir, bekerja bukan semata-mata untuk gaji,upah ataupun tunjangan. Tapi untuk kepuasan batin pegawai itu sendiri.


D. PENUTUP

Motivasi untuk mengaktualisasi diri dalam karir yaitu motivasi tingkat tertinggi yang dimiliki seseorang yang dijadikan dasar dalam mengambil setiap tindakan yang berkaitan dengan karirnya. Ketika seorang pegawai telah memiliki motivasi aktualisasi diri dalamberkarir, maka ia akan mengerahkan segala potensi yang dimilikinya untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya. Bukan materi yang dicarinya, melainkan kepuasan batin akan prestasi yang telah diraihnya.


E. DAFTAR PUSTAKA

Munandar, A.S. Psikologi Industri dan Organisasi. 2008. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Wade C., Tavris C. Psikologi. Edisi Kesembilan. Jilid 2. 2007. Jakarta : Erlangga. (BK)

Selasa, 02 November 2010

Foto : Belajar Fotografi (Nature)

Alam sangat kaya dengan pesonanya. Berikut adalah beberapa gambar keindahan alam hasil jepretan sendiri ... Iseng-iseng belajar "moto" ...

Indahnya pesisir pantai Anyer.

Ombak menari di bibir pantai Anyer.

"Cloud scene" diambil dari atas pesawat.
Terlihat seperti mulut binatang yang sedang terbuka.

Kedamaian padi di sawah membuat
burung-burung betah bermain didalamnya.

Keindahan langit senja hari dengan permainan cahayanya.

A beautiful sunset ...

Mengukir pasir putih di Anyer.

Damainya suasana pegunungan.
(BK)

Foto : 1PA02 2009 Konyol Kompak

Berikut adalah beberapa kekonyolan personil 1PA02 angkatan 2009.

Bergaya di Museum Keprajuritan ...

Udah muka "berantakan" masih aja gaya ...

Pria cantik ... mesti "touch up" dulu. Haha ...

Devil kok bersayap ... pink pula warnanya ...


Walaupun banyak banget konyolnya, tapi kelas ini kompak abis ... Miss u all ...

Batikers 1PA02
(BK)

Foto : Khusyu

Ketika beberapa orang sedang khusyu shalat berjamaah,
terdapat satu orang yang "khusyu" tiduran. Hehe ... (BK)