Rabu, 02 Juni 2010

Mengatasi Kemarahan Karena Kenakalan Anak

Tahukan orang tua bahwa kemarahan terhadap anak merupakan suatu bentuk kekerasan terhadap anak, apapun alasannya. Menurut Prof. Dr. Reni Akbar Hawadi, Psi., Fakultas Psikologi UI mengatakan bahwa hukuman kekerasan terhadap anak sangatlah tidak efektif dan tidak boleh dilakukan. Pun, tidak ada satu kesempatan atau batas tertentu yang membolehkan orang tua memberi hukuman fisik kepada anak. Karena jika hal tersebut terus dilakukan, efeknya bisa sampai jangka panjang, bahkan dikemudian hari si anak dapat saja berperilaku sama seperti orang tua.

Efek Terhadap Anak :
  • Anak menurut bukan karena paham tetapi karena rasa takut dan terpaksa, sekedar menghindari hukuman belaka. Rasa takut berbuat salah akan menguasai dirinya sehingga mengurangi kemungkinan melakukan proses belajar secara maksimal.
  • Anak merasa bahwa kekerasan itu sesuatu yang tak terhindarkan. Akibatnya ia jadi kebal, lalu membiarkan diri dihukum daripada melakukan tugas dengan terpaksa.
  • Membuatnya berperilaku agresif. Dalam jangka pendek, anak marah atau sakit hati. Jangka panjangnya, dendam sampai bertahun-tahun. Anak pun mencontoh tindakan kekerasan tersebut.
  • Bisa meninggalkan efek fisik jangka panjang, misalnya memar, dan jangka panjang, misalnya cacat.
  • Kekerasan ini bisa saja dianggap anak sebagai lambang kebencian orang tua kepadanya. Ke depan, anak akan memiliki pandangan negatif terhadap diri sendiri sehingga tak dapat memisahkan perilaku dan perasaan. Anak menganggap dirinya bukan anak yang baik, sehingga berperilaku buruk.
Cara mengatasi kemarahan :
  • Ingat bahwa anak bukan tempat pelampiasan kemarahan atau kejengkelan orang tua.
  • Ingat juga bahwa kemarahan orang tua yang salah tempat pada anak akan berakibat fatal dalam dirinya, baik luka fisik maupun psikologis.
  • Dalam kondisi normal ingatkan orang dewasa lainnya yang berada di sekitar kita, agar menjauhkan anak dari sasaran kemarahan.
  • Jika orang tua memiliki masalah rumah tangga, selesaikanlah secara baik.
  • Camkan di hati dan piiran bahwa urusan rumah tangga, tidak ada hubungannya dengan anak.
  • Kendalikan emosi secara waras.
  • Tarik nafas dalam-dalam kemudian alihkan kejengkelan dengan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan.
  • Melarikan diri ke tempat yang aman seperti tempat ibadah. (BK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar