Senin, 08 November 2010

Motivasi Untuk Mengaktualisasi Diri Dalam Karir

DAFTAR ISI

Daftar Isi
A. Pendahuluan
B. Teori Dasar
1. Definisi Motivasi
2. Teori Tata Tingkat-Kebutuhan
a. Kebutuhan biologis
b. Kebutuhan akan rasa aman
c. Kebutuhan sosial (pengakuan)
d. Kebutuhan harga diri
e. Kebutuhan aktualisasi diri
C. Pembahasan
D. Penutup
E. Daftar Pustaka


MOTIVASI UNTUK MENGAKTUALISASI DIRI DALAM KARIR

A. PENDAHULUAN


Ketika seseorang memasuki dunia kerja, pasti ia memiliki motivasi terhadap apa yang dilakukannya. Motivasi dapat dipandang sebagai suatu ciri yang ada pada calon tenaga kerja ketika diterima masuk bekerja pada suatu perusahaan. Namun selama bekerja tersebut, motivasi kerja yang dimiliki oleh pegawai tersebut mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat hasil interaksi antara pegawai dan lingkungan kerjanya.
Pegawai bekerja dengan derajat motivasi tertentu. Tergantung apa yang dialami oleh pegawai selama ia bekerja, dan tergantung bagaimana pegawai mempersepsikan imbalan yang diberikan kepadanya atas prestasinya yang akan menyebabkan naik atau turunnya motivasi awal dari pegawai tersebut. Ketika seseorang pegawai telah memutuskan bekerja bukan hanya untuk upah atau gaji atau imbalan lainnya, maka pegawai tersebut telah sampai pada tahap aktualisasi diri. Pegawai tersebut telah memiliki motivasi untuk mengaktualisasi diri dalam karirnya.


B. TEORI DASAR

1. Definisi Motivasi

Menurut Ashar Sunyoto Munandar dalam bukunya Psikologi Industri dan Organisasi, motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah pada tercapainya tujuan tertentu. Tujuan yang, jika berhasil dicapai, maka akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

2. Teori Tata Tingkat-Kebutuhan

Teori tata tingkat-kebutuhan dari Maslow mungkin merupakan teori motivasi kerja yang paling luas dikenal. Maslow berpendapat bahwa kondisi manusia berada dalam kondisi mengejar yang bersinambung. Jika satu kebutuhan terpenuhi, langsung kebutuhan tersebut diganti oleh kebutuhan lain. Proses berkeinginan non stop memotivasi kita sejak lahir sampai meninggal. Maslow selanjutnya mengajukan bahwa ada lima kelompok kebutuhan, yaitu kebutuhan biologis, rasa aman, sosial (pengakuan), harga diri dan aktualisasi diri.
Menurut Maslow, individu dimotivasi oleh kebutuhan yang belum dipuaskan, yang paling rendah, paling dasar dalam tata tingkat. Begitu tingkat kebutuhan ini dipuaskan, ia tidak akan lagi memotivasi perilaku. Kebutuhan pada tingkat berikutnya menjadi dominan. Maslow juga menekankan bahwa makin tinggi tingkat kebutuhan, makin tidak penting ia untuk mempertahankan hidup dan makin lama pemenuhannya dapat ditunda.

a. Kebutuhan biologis.

Kebutuhan yang timbul berdasarkan kondisi biologis tubuh kita, seperti kebutuhan untuk makan dan minum, kebutuhan akan udara serta kebutuhan akan seks. Kebutuhan biologis merupakan kebutuhan primer atau kebutuhan dasar, yang harus dipenuhi. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka individu berhenti eksistensinya.

b. Kebutuhan akan rasa aman.

Kebutuhan ini masih sangat dekat dengan kebutuhan biologis. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk dilindungi dari bahaya dan ancaman fisik. Dalam pekerjaan, kita jumpai kebutuhan ini dalam bentuk 'rasa asing' sewaktu menjadi pegawai baru, atau sewaktu pindah ke kota baru.

c. Kebutuhan sosial (pengakuan).

Kebutuhan ini mencakup memberi dan menerima persahabatan, cinta kasih, rasa memiliki. Setiap orang ingin menjadi anggota kelompok sosial, ingin mempunyai teman, kekasih. Dalam pekerjaan kita jumpai kelompok informal yang merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sosial seorang tenaga kerja.

d. Kebutuhan harga diri (self esteem).

Kebutuhan ini mencakup faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal seperti kebutuhan harga diri, kepercayaan diri, otonomi dan kompetensi. Faktor-faktor eksternal mencakup kebutuhan untuk dikenali dan diakui (recognition), dan status. Kebutuhan harga diri ini dapat terungkap dalam keinginan untuk dipuji dan keinginan untuk diakui prestasi kerjanya. Keinginan untuk didengar dan dihargai pandangannya.

e. Kebutuhan aktualisasi diri.

Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dirasakan dimiliki. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk menjadi kreatif, kebutuhan untuk dapat merealisasikan potensinya secara penuh. Kebutuhan ini menekanan kebebasan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.


C. PEMBAHASAN

Pegawai yang telah mencapai tahap aktualisasi diri dalam berkarir, berarti pegawai tersebut telah melalui keempat tahap sebelumnya. Pada tahap pertama, yaitu kebutuhan biologis, dengan adanya gaji atau upah atau imbalan yang cukup yang didapat oleh seseorang pegawai maka kebutuhan dasar atau kebutuhan biologisnya akan terpenuhi. Setelah kebutuhan biologis terpenuhi, maka pegawai tersebut membutuhkan rasa aman. Dengan adanya tunjangan perumahan yang merupakan salah satu fasilitas kantor, maka salah satu rasa aman yaitu aman dari hujan dan panas, akan terpenuhi. Adapun dalam situasi di kantor, ketika menjadi pegawai baru maka pegawai tersebut membutuhkan rasa aman akan lingkungan kantor. Jika kebutuhan rasa aman ini telah didapatkan, maka akan beranjak pada kebutuhan sosial (pengakuan).
Kebutuhan sosial (pengakuan) dalam lingkungan kantor sangat diperlukan. Misalnya kebutuhan akan bersosialiasi dengan rekan kerja. Menjalin hubungan sosial yang baik dengan setiap orang merupakan kunci keberhasilan bahwa kebutuhan sosial atau pengakuan telah terpenuhi. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, maka akan berlanjut kepada kebutuhan akan harga diri. Kebutuhan ini melibatkan orang lain dalam pemenuhannya. Karena harga diri akan terlihat nilainya ketika kita berinteraksi dengan orang lain. Ketika atasan kita memuji prestasi kerja yang telah kita lakukan, maka kebutuhan akan harga diri ini pun terpenuhi.
Ketika keempat kebutuhan tersebut telah terpenuhi, maka pegawai dapat mencapai tahap aktualisasi diri. Dimana motivasi pegawai dalam berkarir atau bekerja bukan lagi empat kebutuhan dasar (biologis, rasa aman, sosial, dan harga diri). Pegawai mengerahkan segala potensi yang dimiliki untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya. Dapat dikatakan seorang pegawai yang telah memiliki motivasi aktualisasi diri dalam berkarir, bekerja bukan semata-mata untuk gaji,upah ataupun tunjangan. Tapi untuk kepuasan batin pegawai itu sendiri.


D. PENUTUP

Motivasi untuk mengaktualisasi diri dalam karir yaitu motivasi tingkat tertinggi yang dimiliki seseorang yang dijadikan dasar dalam mengambil setiap tindakan yang berkaitan dengan karirnya. Ketika seorang pegawai telah memiliki motivasi aktualisasi diri dalamberkarir, maka ia akan mengerahkan segala potensi yang dimilikinya untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya. Bukan materi yang dicarinya, melainkan kepuasan batin akan prestasi yang telah diraihnya.


E. DAFTAR PUSTAKA

Munandar, A.S. Psikologi Industri dan Organisasi. 2008. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Wade C., Tavris C. Psikologi. Edisi Kesembilan. Jilid 2. 2007. Jakarta : Erlangga. (BK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar