Senin, 29 November 2010

Psikologi Anak : Oedipus Kompleks Sebagai Akibat Perkembangan Masa Kecil Tidak Sempurna

A. PENDAHULUAN

Menurut Kamus Lengkap Psikologi, Oedipus Kompleks adalah hasrat yang ditekan pada anak-anak untuk melakukan hubungan seksual dengan orang tuanya yang berlainan jenis kelamin. Sebenarnya yang menjadi penyebab dari Oedipus Kompleks adalah terjadi pada masa Falik perkembangan anak. Perkembangan yang tidak sempurna pada masa falik dapat memicu terjadinya Oedipus Kompleks.


B. PEMBAHASAN

1. Sejarah Oedipus Kompleks

Oedipus Kompleks berasal dari nama pahlawan Yunani yang bernama Oedipus, dimana Oedipus tanpa disengaja atau tanpa disadari telah membunuh ayahnya, lalu mengawini ibunya sendiri. Pada masa mudanya, Oedipus pernah tertusuk kakinya (Oedipus berarti "kaki yang bengkak") dan ditinggalkan agar mati seorang diri di atas sebuah gunung; akan tetapi, dia kemudian ditolong oleh seorang gembala, dan bisa menyelesaikan nasibnya.
Secara singkat Oedipus Kompleks terdiri atas dorongan seksual terhadap orang tua yang berlainan jenis dan dorongan permusuhan terhadap orang tua yang sama jenis kelaminnya. Anak laki-laki ingin memiliki ibu dan mengusir ayah, dan anak perempuan ingin memiliki ayah dan mengusir ibu. Perasaan ini menyatakan diri dalam khayal anak pada waktu anak itu melakukan masturbasi dan dalam sikap cinta serta melawan orang tua.
Dapat juga dikatan Oedipus Kompleks merupakan perasaan seksual seorang anak laki-laki pada ibunya dan persaingannya dengan ayahnya. Perasaan anak laki-laki ini, dan pertahanan psikologisnya melawan pikiran dan perasaan yang mengancam, sangat penting karena perasaan dan pertahanan psikologis tersebut membentuk pola reaksi dasar yang tetap muncul selama hidup, dengan kata lain membentuk kepribadian.

2. Masa Falik

Masa falik adalah masa perkembangan anak yang terjadi pada usia 3 sampai dengan 5 tahun. Pada masa ini yang menjadi pusat perhatian adalah perkembangan seksual dan rasa agresi serta fungsi alat-alat kelamin. Kenikmatan masturbasi serta khayalan yang menyertai aktivitas oto-erotik sangat penting, namun masturbasi secara terbuka tidak diterima secara sosial. Pada masa ini anak-anak juga memusatkan diri pada perbedaan antara pria dan wanita.
Secara singkat Oedipus Kompleks itu terdiri atas dorongan seksual terhadap orang tua yang berlainan jenis kelaminnya dan dorongan permusuhan terhadap orang tua yang sama jenis kelaminnya. Anak laki-laki ingin memiliki ibu dan mengusir ayah, dan anak perempuan ingin memiliki ayah dan mengusir ibu. Perasaan ini menyatakan diri dalam khayal anak pada waktu anak itu melakukan masturbasi dan dalam sikap cinta serta melawan orang tua.
Tingkah laku anak pada masa ini ditandai oleh bekerjanya hal tersebut di atas, dan walaupun hal ini dimodifikasikan dan ditekan setelah anak berumur kurang lebih lima tahun, namun masih tetap merupakan kekuatan yang vital selama hidupnya.
Oedipus Kompleks pada anak laki-laki dan pada anak perempuan tidak sama. Mula-mula kedua jenis anak itu cinta kepada ibu, karena ibu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, dan menentang ayah karena ayah dianggap saingan dalam memperebutkan kasih itu. Perasaan yang demikian itu pada anak laki-laki menetap, tetapi pada anak perempuan berubah.

3. Oedipus Kompleks pada Anak Laki-laki

Dorongan incest dengan ibu serta sikap menentang terhadap ayah menyebabkan anak laki-laki konflik dengan orang tuanya, terutama ayah. Ia mengkhayalkan bahwa ayah akan melukainya, dan hal ini sering disertai ancaman ayah yang keras yang menyebabkan munculnya dikastrasi. (kecemasan akan dikebiri). Dikastrasi ini menyebabkan ditekannya keinginan seksual terhadap ibu dan rasa permusuhan terhadap ayah. Hal ini juga menjadi cara anak laki-laki mengindentifikasikan diri terhadap ayah. Dengan mengidentifikasikan diri terhadap ayah, anak laki-laki mendapatkan dua macam manfaat yaitu memperoleh pemuasan dorongan seksualnya terhadap ibu dan rasa erotisnya yang berbahaya terhadap ibu tertutupi oleh sikap menurut dan sayang terhadap ibu.

4. Oedipus Kompleks pada Anak Perempuan

Anak perempuan mengganti obyek cintanya yaitu ibu kepada ayah. Hal ini sebagai pengalaman traumatisnya yaitu anak laki-laki memiliki alat-alat kelamin yang sempurna sedang dia tidak, hal tersebut mirip dengan dikastrasi yaitu anak perempuan beranggapan bahwa ibulah yang bertanggung jawab terhadap keadaan yang demikian itu dan ia mentransfer cintanya kepada ayah, karena ayah memiliki organ yang dia inginkan, atau yang biasa disebut dengan penis envy.


C. PENUTUP

Oedipus Kompleks merupakan perasaan seksual seorang anak laki-laki pada ibunya dan persaingannya dengan ayahnya. Perasaan anak laki-laki ini, dan pertahanan psikologisnya melawan pikiran dan perasaan yang mengancam, sangat penting karena perasaan dan pertahanan psikologis tersebut membentuk pola reaksi dasar yang tetap muncul selama hidup, dengan kata lain membentuk kepribadian. Oedipus Kompleks bisa terjadi pada anak laki-laki dan anak perempuan. Agar anak terhindar dari Oedipus Kompleks, sedari dini orang tua harus memperhatikan pertumbuhan serta perkembangan anak, khususnya pada masa falik.


D. DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Howard S., dkk. 2006. Kepribadian. Teori Klasik dan Riset Modern. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Chaplin, J.P. 2009. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali Pers.
(BK)

2 komentar:

  1. saya maui tanya oedipus kompleks itu apa hanya ke orang tua kandung kalau ke orang lain yang lebih tua dan berlainan jenis apakah tdak bisa? terimakasih sebelumnya

    BalasHapus
  2. Boleh saya bertanya adakah pengaruh eodipus complex terhadap individu dari segi afeksi dan kognisi? Bisa dijelaskan?

    BalasHapus