Senin, 22 November 2010

Psikologi Anak : Perkembangan Kecerdasan Anak

A. PENDAHULUAN

Pertumbuhan bayi pada tahun-tahun pertama berlangsung sangat pesat. Pada masa ini , perlu diberikan stimulasi-stimulasi yang merangsang kemampuan si anak. Rangsangan tersebut diharapkan bisa mendorong kemampuan bahasa, keterampilan, sosial, ataupun rasa ingin tahu anak. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi kecerdasan anak.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan seorang anak, misalnya saja lingkungan, respons yang diberikan oleh orangtua, bahkan proses kelahiran yang juga bisa berdampak pada pertumbuhan anak sendiri. Dengan begitu, sekalipun dua orang bayi kembar identik, tetap saja ia memiliki laju pertumbuhan yang berbeda ketika sudah berada di luar rahim. Oleh sebab itu, tidak mungkin memprediksi secara tepat perilaku bayi dalam setiap tahap kehidupannya. Hal yang terjadi adalah kecenderungan secara umum.
Sementara itu kecerdasan merupakan suatu hal yang kompleks. Di dalamnya terjadi proses melihat, mendengar, membandingkan, menyamakan, mengelompokkan, menggabungkan, menyimpan, mempresentasikan, atau mengekspresikan melalui berbagai cara, baik verbal maupun non verbal. Adapun dimensi kecerdasan yang akan dibahas pada tulisan ini adalah dimensi kecerdasan motorik, kognitif dan emosi.


B. PEMBAHASAN

1. Definisi Stimulasi

Stimulasi adalah rangsangan-rangsangan atau stimulus yang diberikan kepada anak oleh lingkungan sekitarnya, terutama orangtua agar anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Stimulasi tersebut diharapkan bisa memperbaiki perkembangan motorik agar anak dapat mengikuti pendidikan berikutnya. Waktu baku untuk stimulasi perlu ditetapkan agar tumbuh kembang anak bisa sesuai dengan yang diharapkan.

2. Dimensi Kecerdasan Motorik

Perkembangan motorik terbagi menjadi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau 95% atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Sebagai contoh, kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga, dan sebagainya. Sementara itu, motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Sebagai contoh, kemampuan menyusun balok, menggunting, memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menulis dan sebagainya. Manakah yang lebih penting?
Keduanya diperlukan agar anak bisa berkembang secara optimal. Bedanya, perkembangan motorik kasar sangat tergantung pada kematangan anak. Sementara itu, motorik halus bisa dilatih. Anak-anak yang perkembangan motorik halusnya kurang biasanya disebabkan oleh kurangnya stimulasi dari lingkungan. Latihan menulis, atau meremas-remas lilim, misalnya, bisa dilakukan untuk mengembangkan motorik halus. Intinya, aspek motorik berkaitan dengan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otak, otot dan spinal cord.

3. Dimensi Kecerdasan Kognitif

Perkembangan kognitif adalah perkembangan proses berfikir seorang anak. Indikasi dari adanya perkembangan proses berfikir adalah kemampuan menerima, mengolah, dan memahami informasi yang diterima. Misalnya respons anak jika diajak bermain ci-luk-ba, dipanggil, dicubit, dicium sayang, dan sebagainya. Kecepatan anak dalam merespons rangsangan tersebut menunjukkan intelegensinya.
Aspek intelegensi nantinya akan berkaitan dengan kamampuan memecahkan masalah serta kemampuan berpikir logis. Intinya adalah kemampuan anak dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Kemampuan itu berkaitan dengan bahasa dan bisa dilatih sejak anak mulai memahami kata.
Ketika anak sudah mulai memberikan respons dan memahami kata-kata, ia akan lebih cepat memahami informasi-informasi sederhana. Sebagai contoh, ia akan mengenal nama-nama benda bersuku kata dua, seperti meja, bola, baju, bunga dan mobil. Kemudian ia akan mengenal kata-kata bersuku kata lebih dari dari dua seperti celana, sepeda, lemari, jendela, dan sebagainya. Anda juga bisa mengenalkan konsep-konsep dasar, seperti warna, angka, dan huruf. Namun, jika anak belum paham, bukan berarti dia kurang pintar, melainkan tuntutan usianya yang belum mampu mencapai maksudnya. Kendala dalam proses berfikir bisa dilihat dari seberapa cepat anak menangkap perintah yang diberikan, atau seberapa sulit anak mengungkapkan pikiran. Perkembangan bicara, bahasa, dan kecerdasan merupakan kemampuan untuk mengungkapkan perasaan, keinginan, dan pendapat melalui pengucapan kata-kata, kemampuan untuk mengerti dan memahami perkataan orang lain serta kemampuan berfikir, misalnya mengoceh, menangis, dan sebagainya.

4. Dimensi Kecerdasan Emosi

Perkembangan kecerdasan emosi sangat penting untuk dipantau. Orang tua yang memberikan kehangatan kepada anak bisa dilihat dari si anak yang tampak merasa bahagia, murah senyum, ceria, suka bermain dan bergaul dengan kawan-kawan seusianya, tidak mudah marah, mudah diarahkan, dan sebagainya. Sebaliknya, anak yang kurang kehangatan akan cepat marah, wajahnya kaku dan suntuk, susah tersenyum, dan seringkali tersisih dari teman-temannya.
Oleh karena itu, sikap dan emosi anak harus dipupuk sejak dini. Berikanlah kasih sayang agar anak merasa aman dan nyaman. Dengan demikian, apa yang ia rasakan akan diberikan kembali ke lingkungannya. Jika anak dididik dengan kasih sayang, ia akan belajar mencintai. Jika anak dibesarkan dengan pujian dan penghargaan, ia akan belajar mengenal harga diri. Jika anak dibesarkan dengan cacian dan makian, ia akan belajar membenci.


C. PENUTUP

Perkembangan kecerdasan anak sangatlah penting. Karena hal tersebut yang dapat membentuk sikap dan kepribadian anak ketika dewasa kelak. Perkembangan kecerdasan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu kecerdasan motorik, kecerdasan kognitif dan kecerdasan emosi. Ketiga hal tersebut semuanya penting dan memiliki peran masing-masing. Maka sebagai orang tua harus senantiasa memperhatikan ketiga hal tersebut dan memberikan stimulus yang tepat guna memaksimalkan kecerdasan anak.


D. DAFTAR PUSTAKA

Indarti, MT. A To Z THE GOLDEN AGE. Merawat, Membesarkan, dan Mencerdaskan Bayi Anda Sejak Dalam Masa Kandungan Hingga Usia 3 Tahun. 2007. Yogyakarta : ANDI.
(BK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar